Sabtu, 26 Mei 2012

AGAMA ISLAM

Kandungan Surat Ar Rum Ayat 41 - 42

Kandungan Surat Ar Rum 41 - 42
     Manusia diberi tugas oleh Allah sebagai khalifah Allah di bumi. Sebagai khalifah di bumi, manusia bertugas mengurus dan mengelola bumi ini agar menjadi makmur dan diambil manfaatnya. Sebagai pengelola bumi, manusia diberi karunia berupa akal, sehingga dapat hidup bermasyarakat dan berkebudayaan dan dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di alam ini.

Terkadang pemanfaatan terhadap alam tidak diiringi dengan pelestarian terhadapnya. Hutandigunduli dengan seenaknya, buang sampah sembarangan, dan lain-lain. sehingga hal ini menimbulkan suatu bencana yang terkadang mengancam nyawa manusia itu sendiri.

Ketika mengaji pada waktu kecil, Anda sering kali mendengar kisah-kisah tentang nabi dari ustad atau ustadah. Di antara kisah-kisah itu adalah tentang Nabi Nuh as., Nabi Luth as., Nabi Shalih as. dan lain-lain. Manusia yang hidup pada masa itu banyak sekali melakukan kerusakan-kerusakan di bumi. Sampai pada akhirnya Allah memusnahkannya. Misalnya pada kisah Nabi Nuh as., beliau beserta umatnya dapat selamat dengan cars menaiki sebuah perahu besar ketika banjir datang. Kisah ini dapat menjadi cermin dan pelajaran bagi kita.

Seperti telah dijelaskan dalam Al-quran surah Ar 'Rum ayat 41-42 bahwa kerusakan itu telah terjadi di darat dan di laut. Hal ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri yang tidak mau menjaga kelestarian alam. Dalam ayat ini pula Allah Swt. menyuruh kita untuk melakukanperjalanan di muka bumi dan menengok kembali kisah-kisah umat terdahulu yang binasa karena ingkar kepada Allah.


Kandungan surat Al’Araf ayat 56-58

Isi kandungan
Selain untuk beribadah kepada Allah, manusia juga diciptakanlah sebagai khalifah dimuka bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan, mengelola dan memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta untuk kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk Nya, khususnya manusia.
Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian mannusia terhadap alam dapat menyengsarakan manusia itu sendiri. Tanah longsor, banjir, kekeringan, tata ruang daerah yang tidak karuan dan udara serta air yang tercemar adalah buah kelakuan manusia yang justru merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Hal ini seringkali tercermin dalam beberpa pelaksanaan ibadah, seperti ketika menunaikan ibadah haji. Dalam haji, umat Islam dilarang menebang pohon-pohon dan membunuh binatang. Apabila larangan itu dilanggar maka ia berdosa dan diharuskan membayar denda (dam). Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi
Tentang memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, banyak upaya yang bisa dilakukan, seperti yang terdapat pada amanat GBHN, rehabilitasi SDA berupa hutan, tanah dan air yang rusak perlu ditingkatkan lagi. Dalam lingkungan ini program penyelamatan hutan, tanah dan air perlu dilanjutkan dan disempurnakan. Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.

Kandungan surat Shaad 27

Allah SWT menjelaskan bahwa dia menjadilakn langit, bumi dan makhluk apa saja yang berada diantaranya tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang menampakkan bentuknya yang berubah-ubah dari malam kemalam serta bumi temapt tinggal manusia, baik yang tampak dipermukaannya maupun yang tersimpan didalamnya, sangat besar artinya bgi kehidupan manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah atas kekuasaan dan kehendaknya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.
Allah memberikan pertanyaan pada manusia. Apakha sama orang yang beriman dan beramal saleh dengan orang yang berbuat kerusakan di muka bumi dan juga apakah sama antara orang yang bertakwa dengan orang yang berbuat maksiat? Allah SWT menjelaskan bahwa diantara kebijakan Allah ialah tidak akan menganggap sama para hambanya yang melakukan kebaikan dengan orang-orang yang terjerumus di lembah kenistaan. Allah SWT menjelaskan bahwatidak patutlah bagi zat Nya dengan segala keagungan Nya, menganggap sama antara hamba-hambanya yang beriman dan melakukan kebaikan dengan orang-orang yang mengingkari keesaannya lagi memperturutkan hawa nafsu.
Mereka ini tidak mau mengikuti keesaan Allah, kebenaran wahyu, terjadinya hari kebangkitan dan hari pembalasan. Oleh karena itu, mereka jauh dari rahmat Allah sebagai akibat dari melanggar larangan-larangannya. Mereka tidak meyakini bahwa mereka akan dibangkitkan kembali dari dalam kuburnya dan akan dihimpun dipadang mahsyar untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya sehingga mereka berani zalim terhadap lingkungannya.
Allah menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya hanya untuk kepentingan manusia. Manusia diciptakan Nya untuk menjadi khalifah di muka bumi ini sehingga wajibuntuk menjaga apa yang telah dikaruniakan Allah SWT.

0 komentar:

Posting Komentar