Kandungan
Surat Ar Rum Ayat 41 - 42
Kandungan
Surat Ar Rum 41 - 42
Manusia diberi tugas oleh Allah sebagai khalifah Allah di bumi.
Sebagai khalifah di bumi, manusia bertugas mengurus dan mengelola bumi ini
agar menjadi makmur dan diambil manfaatnya. Sebagai pengelola bumi, manusia
diberi karunia berupa akal, sehingga dapat hidup bermasyarakat dan
berkebudayaan dan dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di alam ini.
Terkadang
pemanfaatan terhadap alam tidak diiringi dengan pelestarian terhadapnya.
Hutandigunduli dengan seenaknya, buang sampah sembarangan, dan lain-lain.
sehingga hal ini menimbulkan suatu bencana yang terkadang mengancam nyawa
manusia itu sendiri.
Ketika
mengaji pada waktu kecil, Anda sering kali mendengar kisah-kisah tentang nabi
dari ustad atau ustadah. Di antara kisah-kisah itu adalah tentang Nabi Nuh as.,
Nabi Luth as., Nabi Shalih as. dan lain-lain. Manusia yang hidup pada masa
itu banyak sekali melakukan kerusakan-kerusakan di bumi. Sampai pada akhirnya
Allah memusnahkannya. Misalnya pada kisah Nabi Nuh as., beliau
beserta umatnya dapat selamat dengan cars menaiki sebuah perahu besar
ketika banjir datang. Kisah ini dapat menjadi cermin dan pelajaran bagi
kita.
Seperti
telah dijelaskan dalam Al-quran surah Ar 'Rum ayat 41-42 bahwa kerusakan
itu telah terjadi di darat dan di laut. Hal ini disebabkan oleh ulah manusia
itu sendiri yang tidak mau menjaga kelestarian alam. Dalam ayat ini pula
Allah Swt. menyuruh kita untuk melakukanperjalanan di muka bumi dan
menengok kembali kisah-kisah umat terdahulu yang binasa karena ingkar kepada
Allah.
Kandungan
surat Al’Araf ayat 56-58
Isi
kandungan
Selain
untuk beribadah kepada Allah, manusia juga diciptakanlah sebagai khalifah
dimuka bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan,
mengelola dan memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta
untuk kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk Nya, khususnya manusia.
Keserakahan
dan perlakuan buruk sebagian mannusia terhadap alam dapat menyengsarakan
manusia itu sendiri. Tanah longsor, banjir, kekeringan, tata ruang daerah yang
tidak karuan dan udara serta air yang tercemar adalah buah kelakuan manusia
yang justru merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Islam
mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Hal ini seringkali
tercermin dalam beberpa pelaksanaan ibadah, seperti ketika menunaikan ibadah
haji. Dalam haji, umat Islam dilarang menebang pohon-pohon dan membunuh
binatang. Apabila larangan itu dilanggar maka ia berdosa dan diharuskan
membayar denda (dam). Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat
kerusakan di muka bumi
Tentang
memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, banyak upaya yang bisa dilakukan,
seperti yang terdapat pada amanat GBHN, rehabilitasi SDA berupa hutan, tanah
dan air yang rusak perlu ditingkatkan lagi. Dalam lingkungan ini program
penyelamatan hutan, tanah dan air perlu dilanjutkan dan disempurnakan.
Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut dan kawasan udara perlu dilanjutkan
dan makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.
Kandungan
surat Shaad 27
Allah
SWT menjelaskan bahwa dia menjadilakn langit, bumi dan makhluk apa saja yang
berada diantaranya tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi,
matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang menampakkan
bentuknya yang berubah-ubah dari malam kemalam serta bumi temapt tinggal
manusia, baik yang tampak dipermukaannya maupun yang tersimpan didalamnya,
sangat besar artinya bgi kehidupan manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah
atas kekuasaan dan kehendaknya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.
Allah
memberikan pertanyaan pada manusia. Apakha sama orang yang beriman dan beramal
saleh dengan orang yang berbuat kerusakan di muka bumi dan juga apakah sama
antara orang yang bertakwa dengan orang yang berbuat maksiat? Allah SWT
menjelaskan bahwa diantara kebijakan Allah ialah tidak akan menganggap sama
para hambanya yang melakukan kebaikan dengan orang-orang yang terjerumus di
lembah kenistaan. Allah SWT menjelaskan bahwatidak patutlah bagi zat Nya dengan
segala keagungan Nya, menganggap sama antara hamba-hambanya yang beriman dan
melakukan kebaikan dengan orang-orang yang mengingkari keesaannya lagi
memperturutkan hawa nafsu.
Mereka
ini tidak mau mengikuti keesaan Allah, kebenaran wahyu, terjadinya hari
kebangkitan dan hari pembalasan. Oleh karena itu, mereka jauh dari rahmat Allah
sebagai akibat dari melanggar larangan-larangannya. Mereka tidak meyakini bahwa
mereka akan dibangkitkan kembali dari dalam kuburnya dan akan dihimpun dipadang
mahsyar untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya sehingga mereka berani zalim
terhadap lingkungannya.
Allah
menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya hanya untuk kepentingan
manusia. Manusia diciptakan Nya untuk menjadi khalifah di muka bumi ini
sehingga wajibuntuk menjaga apa yang telah dikaruniakan Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar